Subhanalloh ada- ada saja, seorang hamba yang mengais rizki dengan membawa sebuah buku dengan memakai kuda dan berkeliling kampung dan desa-desa simak ulasan Informsainya sebagai berikut:
Ridwan Susuri, pria berusia 43 tahun membawa dua ekor kuda, satu khusus membawa buku dan satu lagi ditunggangi untuk menyusuri Desa Serang, Jawa Tengah. Buku-buku yang berasal dari sumbangan itu akan dibaca anak-anak dan ada juga yang dipinjamkan.
Kegiatan ini sudah dilakukan Ridwan sejak tahun 2015 lalu, sehingga ketika dia datang ke desa, anak-anak menyambut gembira sambil menjerit mengatakan ‘perpusatakaan kuda!’. Mereka pun langsung lari untuk menemui Ridwan yang berhenti di depan Masjid.
Bagi Ridwan, perpustakaan kuda ini merupakan cara untuk mendorong keinginan membaca di daerahnya. Apalagi, perpustakaan tradisional tidak ada dan toko-toko jaraknya sangat jauh di kota-kota besar. Ini juga merupakan masalah utama tidak hanya di Serang, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Ridwan Susuri, pria berusia 43 tahun membawa dua ekor kuda, satu khusus membawa buku dan satu lagi ditunggangi untuk menyusuri Desa Serang, Jawa Tengah. Buku-buku yang berasal dari sumbangan itu akan dibaca anak-anak dan ada juga yang dipinjamkan.
Kegiatan ini sudah dilakukan Ridwan sejak tahun 2015 lalu, sehingga ketika dia datang ke desa, anak-anak menyambut gembira sambil menjerit mengatakan ‘perpusatakaan kuda!’. Mereka pun langsung lari untuk menemui Ridwan yang berhenti di depan Masjid.
Bagi Ridwan, perpustakaan kuda ini merupakan cara untuk mendorong keinginan membaca di daerahnya. Apalagi, perpustakaan tradisional tidak ada dan toko-toko jaraknya sangat jauh di kota-kota besar. Ini juga merupakan masalah utama tidak hanya di Serang, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Berbekal Luna (nama kuda), ayah empat anak ini menemui anak-anak di desa dan membawa ratusan buku, termasuk novel, cerita bergambar dan lainnya. Dia juga sering diminta sekolah agar pergi ke desa-desa lainnya.
"Anak-anak selalu menunggu saya dan kuda saya. Kadang-kadang mereka bahkan membentuk antrian, menunggu dengan waktu yang lama hanya untuk meminjam buku
Di sana, anak-anak antusias membolak-balik buku gambar, buku-buku anak muda dan beberapa buku klasik dalam bahasa Inggris. Wariati, seorang warga desa mengatakan, cara Pak Ridwan sangat bermanfaat karena warga tidak punya waktu pergi ke tempat lain untuk membaca.
"Perpustakaan kuda membantu meningkatkan pengetahuan perempuan lokal melalui membaca," kata Wariati.
Ridwan juga menyadari hal itu, menurut Kementerian Pendidikan, tingkat melek huruf dewasa di Indonesia naik beberapa tahun terakhir, mencapai 96 persen dari tahun 2013.
"Itulah tujuan perpustakaan kuda, sehingga setiap orang dapat memperluas wawasan mereka, memperoleh pengetahuan dan menjadi lebih cerdas," tambahnya.
Sumber: ragam.analisadail.com
Inilah sebuah inspirasi bagi kita semua semoga informasi tersebut sangat berguna dan bermanfat bagi kemaslahatan orang banyak.Terima kasih.
Ridwan Susuri, pria berusia 43 tahun membawa dua ekor kuda, satu khusus membawa buku dan satu lagi ditunggangi untuk menyusuri Desa Serang, Jawa Tengah. Buku-buku yang berasal dari sumbangan itu akan dibaca anak-anak dan ada juga yang dipinjamkan.
Kegiatan ini sudah dilakukan Ridwan sejak tahun 2015 lalu, sehingga ketika dia datang ke desa, anak-anak menyambut gembira sambil menjerit mengatakan ‘perpusatakaan kuda!’. Mereka pun langsung lari untuk menemui Ridwan yang berhenti di depan Masjid.
Bagi Ridwan, perpustakaan kuda ini merupakan cara untuk mendorong keinginan membaca di daerahnya. Apalagi, perpustakaan tradisional tidak ada dan toko-toko jaraknya sangat jauh di kota-kota besar. Ini juga merupakan masalah utama tidak hanya di Serang, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Ridwan Susuri, pria berusia 43 tahun membawa dua ekor kuda, satu khusus membawa buku dan satu lagi ditunggangi untuk menyusuri Desa Serang, Jawa Tengah. Buku-buku yang berasal dari sumbangan itu akan dibaca anak-anak dan ada juga yang dipinjamkan.
Kegiatan ini sudah dilakukan Ridwan sejak tahun 2015 lalu, sehingga ketika dia datang ke desa, anak-anak menyambut gembira sambil menjerit mengatakan ‘perpusatakaan kuda!’. Mereka pun langsung lari untuk menemui Ridwan yang berhenti di depan Masjid.
Bagi Ridwan, perpustakaan kuda ini merupakan cara untuk mendorong keinginan membaca di daerahnya. Apalagi, perpustakaan tradisional tidak ada dan toko-toko jaraknya sangat jauh di kota-kota besar. Ini juga merupakan masalah utama tidak hanya di Serang, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Berbekal Luna (nama kuda), ayah empat anak ini menemui anak-anak di desa dan membawa ratusan buku, termasuk novel, cerita bergambar dan lainnya. Dia juga sering diminta sekolah agar pergi ke desa-desa lainnya.
"Anak-anak selalu menunggu saya dan kuda saya. Kadang-kadang mereka bahkan membentuk antrian, menunggu dengan waktu yang lama hanya untuk meminjam buku
Di sana, anak-anak antusias membolak-balik buku gambar, buku-buku anak muda dan beberapa buku klasik dalam bahasa Inggris. Wariati, seorang warga desa mengatakan, cara Pak Ridwan sangat bermanfaat karena warga tidak punya waktu pergi ke tempat lain untuk membaca.
"Perpustakaan kuda membantu meningkatkan pengetahuan perempuan lokal melalui membaca," kata Wariati.
Ridwan juga menyadari hal itu, menurut Kementerian Pendidikan, tingkat melek huruf dewasa di Indonesia naik beberapa tahun terakhir, mencapai 96 persen dari tahun 2013.
"Itulah tujuan perpustakaan kuda, sehingga setiap orang dapat memperluas wawasan mereka, memperoleh pengetahuan dan menjadi lebih cerdas," tambahnya.
Sumber: ragam.analisadail.com
Inilah sebuah inspirasi bagi kita semua semoga informasi tersebut sangat berguna dan bermanfat bagi kemaslahatan orang banyak.Terima kasih.
0 Response to "PERPUSTAKAN KUDA MENYULSURI DESA"
Posting Komentar