Assalamualaikum dan semangat pagi para pembaca berita mardiyas.com. Kami kembali dengan tulisan sederhana yang mungkin menginspirasi anda sekalian. Kali dalam kategori pendidikan Islami kami sajikan tulisan yang sedikit menceritakan kebaktian seorang murid kepada sang guru. Maklum fenomena saat ini sangat miris jika kita melihat berita murid menganiaya bahkan memenjarakan gurunya.
"Aku adalah budak (hamba sahaya) bagi orang yang mengajariku walau hanya satu huruf"
(Sayyidina Ali r.a.).
Harus diakui bahwa orang-orang Muslim di jaman dahulu sangatlah menghormati gurunya. Bahkan disebut guru karena seseorang dianggap patut digugu (dituruti) karena ilmunya yang bermanfaat dan ditiru karena perilakunya yang mulia.
bahkan di tempat-tempat tertentu, guru dihormati layaknya orang tua sendiri. Seperti di Aceh yang terkenal sebagai daerah berpenduduk Muslim, terdapat pepatah: "poma ngon ayan seureuta guree, ureung nyan ban lhee beuna taturot. Meunyo na salah, meu'ah talakee, peumiyup ulee tacom bak teuot" artinya ibu, ayah, dan guru, ketiganya perlu dituruti. Jika bersalah, kita perlu meminta maaf, menunduk dan mencium lututnya.
BACA JUGA:
Begitu dalam makna dari pepatah di atas, sepatutnya generasi jaman sekarang mengerti akan hal tersebut. Tingginya penghormatan terhadap guru erat kaitannya dengan ajaran Islam yang mementingkan ilmu pengetahuan. Sehingga para ulama sangat takzim kepada guru-furunya, walau kadang ada yang berbeda pendapat. Sampai-sampai seorang sahabat Nabi SAW, Sayyidina Ali r.a. pernah mengemukakan bahwa dirinya laksana hamba bagi guru yang walaupun mengajarkan hal-hal kecil.
Seorang ulama pernah bertutur, "Jika engkau menjumpai seorang murid sangat antusias memuliakan gurunya dan menghormatinya secara lahir dan batin disertai keyakinan pada sang guru, mengamalkan ajarannya, dan bersikap dengan perilakunya maka pasti dia kan mewarisi barokah ilmu sang guru"
Pada masa lampau, mereka yang memuliakan guru atau ulama bukan saja para pelajar. Namun, para pemuka bahkan khalifah dan raja-raja melakukan hal serupa.
Mereka itu pun mewariskan sikap demikian kepada anak keturunannya. Iman, ilmu dan adab memang tidak bisa diwariskan begitu saja dari orang tua ke anak, namun harus disertai keteladanan dari orang tua.
Sumber: http://www.mardiyas.com/
Semoga bermanfaat,Terima kasih.
"Aku adalah budak (hamba sahaya) bagi orang yang mengajariku walau hanya satu huruf"
(Sayyidina Ali r.a.).
Harus diakui bahwa orang-orang Muslim di jaman dahulu sangatlah menghormati gurunya. Bahkan disebut guru karena seseorang dianggap patut digugu (dituruti) karena ilmunya yang bermanfaat dan ditiru karena perilakunya yang mulia.
bahkan di tempat-tempat tertentu, guru dihormati layaknya orang tua sendiri. Seperti di Aceh yang terkenal sebagai daerah berpenduduk Muslim, terdapat pepatah: "poma ngon ayan seureuta guree, ureung nyan ban lhee beuna taturot. Meunyo na salah, meu'ah talakee, peumiyup ulee tacom bak teuot" artinya ibu, ayah, dan guru, ketiganya perlu dituruti. Jika bersalah, kita perlu meminta maaf, menunduk dan mencium lututnya.
BACA JUGA:
ALHAMDULILLAH....!!! SEMENJAK PERALIHAN KEWENANGAN KE PROVINSI YANG PADA JANUARI 2017 AKHIRNYA GURU HONORER BISA BERNAFAS LEGA KARNA ADA KENAIKAN GAJI DARI PEMERINTAH,TAPI TERGANTUNG PADA JAM MENGAJARNYA,BERIKUT ULASAN SELENGKAPNYA"
Begitu dalam makna dari pepatah di atas, sepatutnya generasi jaman sekarang mengerti akan hal tersebut. Tingginya penghormatan terhadap guru erat kaitannya dengan ajaran Islam yang mementingkan ilmu pengetahuan. Sehingga para ulama sangat takzim kepada guru-furunya, walau kadang ada yang berbeda pendapat. Sampai-sampai seorang sahabat Nabi SAW, Sayyidina Ali r.a. pernah mengemukakan bahwa dirinya laksana hamba bagi guru yang walaupun mengajarkan hal-hal kecil.
Seorang ulama pernah bertutur, "Jika engkau menjumpai seorang murid sangat antusias memuliakan gurunya dan menghormatinya secara lahir dan batin disertai keyakinan pada sang guru, mengamalkan ajarannya, dan bersikap dengan perilakunya maka pasti dia kan mewarisi barokah ilmu sang guru"
Pada masa lampau, mereka yang memuliakan guru atau ulama bukan saja para pelajar. Namun, para pemuka bahkan khalifah dan raja-raja melakukan hal serupa.
Mereka itu pun mewariskan sikap demikian kepada anak keturunannya. Iman, ilmu dan adab memang tidak bisa diwariskan begitu saja dari orang tua ke anak, namun harus disertai keteladanan dari orang tua.
Sumber: http://www.mardiyas.com/
Semoga bermanfaat,Terima kasih.
0 Response to "MURID SEPERTI APA??? YANG MEWARISI BAROKAH ILMU SEOARANG GURU,BAGAIMANA MENURUT IBU DAN BAPAK:"
Posting Komentar